Pengertian
Etika, Profesi, dan Profesionalisme
A.
Pengertian Etika
Etika
(Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan")
adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral.Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
St.
John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat
praktis (practical philosophy).
Etika
dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat
spontan kita.Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena
pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk
itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia.
Secara
metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.
Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan
refleksi.Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek
dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu
lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang
normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan
manusia.
Etika
terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika
normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan
nilai-nilai etika).
B.
Definisi Etika
-
Menurut Bertens : Nilai- nilai atau norma – norma yang menjadi pegangan
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
- Menurut KBBI : Etika dirumuskan dalam 3 arti
yaitu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, nilai yang berkenaan dengan
akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
-
Menurut Sumaryono (1995) : Etika berkembang menjadi studi tentang manusia
berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang
menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan manusia pada umumnya. Selain itu
etika juga berkembang menjadi studi tentang kebenaran dan ketidakbenaran
berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui kehendak manusia.
C.
Macam-macam Etika
Ada
dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan
buruknya prilaku manusia :
1.
Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam
hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta
sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau
diambil.
2.
Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma
sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Etika
secara umum dapat dibagi menjadi :
1.
Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori
etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam
bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai
pengertian umum dan teori-teori.
2.
Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil
keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya
lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun,
penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan
orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi
oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia
mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar
yang ada dibaliknya.
Etika
Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :
a.
Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya
sendiri.
b.
Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai anggota umat manusia.
Perlu diperhatikan bahwa etika
individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain dengan tajam,
karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia
saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik
secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap
kritis terhadpa pandangan-pandangana dunia dan idiologi-idiologi maupun
tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup.
Dengan demikian luasnya lingkup dari
etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian
atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat ini adalah sebagai
berikut :
1.
Sikap terhadap sesama
2.
Etika keluarga
3.
Etika profesi
4.
Etika politik
5.
Etika lingkungan
6.
Etika idiologi
D.
Manfaat Etika
Beberapa
manfaat Etika adalah sebagai berikut ,
1.
Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
2.
Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana
yang boleh dirubah.
3.
Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
4.
Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai.
PROFESI
A.
Pengertian Profesi
Profesi
adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess",
yang dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna:
"Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara
tetap/permanen".
Profesi
adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode
etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi
tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan,
militer,teknikdan desainer
Pekerjaan
tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam
adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah
pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta
aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu
ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit
seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir
semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.
B.
Karakteristik Profesi
-
Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis : Professional dapat
diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif dan memiliki
keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan
dalam praktik.
-
Assosiasi professional : Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh
para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya.
- Pendidikan yang ekstensif : Profesi yang
prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan
tinggi.
- Ujian kompetensi : Sebelum memasuki organisasi
professional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji
terutama pengetahuan teoritis.
-
Pelatihan institusional : Selain ujian, biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti
pelatihan institusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis
sebelum menjadi anggota penuh organisasi.
-
Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga
hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
-
Otonomi kerja : Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan
teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
-
Kode etik : Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya
dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
C.
Ciri – Ciri Profesi
Secara
umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
-
Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki
berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
-
Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
-
Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
-
Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa
keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk
menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
-
Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
PROFESIONALISME
A.
Pengertian Professional / Professionalisme
Adalah
orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan
itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang
yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat
dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan
hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang – senang atau untuk mengisi
waktu luang.
B.
Ciri – Ciri Profesionalisme
Kaum
profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di
atas rata - rata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat,
tetapi di lain pihak ada suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam
rangka kepentingan masyarakat. Seandainya semua bidang kehidupan dan bidang
kegiatan menerapkan suatu. Standar profesional yang tinggi, bisa diharapkan
akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang semakin baik.
C.
Perbedaan Profesi & Profesional :
Profesi :
-
Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
-
Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
-
Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
-
Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
Profesional
:
-
Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
-
Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
-
Hidup dari situ.
-
Bangga akan pekerjaannya.
D.Kode
Etik Profesi / Profesionalisme
Adalah
pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam
kehidupan sehari-hari.
Tujuan
Kode Etik :
- Untuk menjunjung tinggi martabat
profesi.
-
Untuk menjaga dan memelihara
kesejahteraan para anggota.
- Untuk meningkatkan pengabdian para
anggota profesi.
- Untuk meningkatkan mutu profesi.
- Untuk meningkatkan mutu organisasi
profesi.
- Meningkatkan layanan di atas
keuntungan pribadi.
- Mempunyai organisasi profesional yang
kuat dan terjalin erat.
- Menentukan baku standarnya sendiri.
Prinsip
Etika Profesi :
Tanggung
Jawab
- Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan
terhadap hasilnya.
- Terhadap dampak dari profesi itu untuk
kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
Keadilan
- Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan
kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
Otonomi
-
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan diberi kebebasan
dalam menjalankan profesinya
Sumber
:
http://id.wikipedia.org/wiki/Profesi
http://tanudjaja.dosen.narotama.ac.id/2012/02/06/pengertian-etika-moral-dan-etiket/
http://anahuraki.lecture.ub.ac.id/pengertian-etika
http://rizafahri.blogspot.com/2011/02/ciri-khas-profesi-profesional.html
http://pakarcomputer.blogspot.com/2012/02/pengertian-profesi-menurut-para-pakar.html
http://etikaprofesidanprotokoler.blogspot.com/2008/03/kode-etik-profesi.html
karakteristik
wirausahawan
1.
Memiliki Rasa Percaya Diri
Memiliki
Kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain.
2.
Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Maksudnya
adalah Seorang wirausaha harus mempunyai sikap tanggung jawab pada tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya. Ia juga harus bertanggung jawab pada hasil dari
tugas yang dibebankannya.
3.
Berani Menanggung Risiko
Berani
menanggung resiko berhubungan dengan sikap keinginan untuk bertanggung jawab.
Para wirausahawan siap menanggung resiko atas segala tindakan yang diambilnya.
Dalam bertindak, wirausahawan akan memikirkan tindakannya secara matang,
sehingga risiko yang akan muncul akibat tindakannya dapat diperkirakan.
4.
Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Kepemimpinan
sangat dibutuhkan oleh seorang wirausaha untuk memimpin anak-anak buahnya atau
pegawainya. Seseorang tidak akan bisa menjadi seorang wirausaha bila ia tidak
bisa memimpin, baik memimpin diri sendiri maupun memimpin orang lain.
5.
Keorisinalan
Sifat
Orisinal tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Orisinal berarti tidak
hanya mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang
orisinal, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu.
6.
Berorientasi ke Masa Depan
Seseorang
wirausaha harus- lah mempunyai visi ke depan apa yang hendak ia lakukan? Apa
yang ingin dicapai? Sebuah usaha bukan didirikan hanya untuk sementara, tetapi
untuk selamanya. Oleh sebab itu, seorang wira- usaha akan menyusun perencanaan
(planning) dan strategi yang matang agar jelas langkah- langkah yang akan
dilaksanakan.
7. Jujur dan Tekun
Untuk
menjadi seorang wirausaha juga dibutuhkan sikap jujur dan tekun. Jujur terhadap
diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan pegawai-pegawainya. Tekun dalam mencari
ide-ide baru yang lebih kreatif dari ide-ide yang sudah ada dan tekun dalam
merintis usahanya yang baru akan mulai berkembang.
8.
Memiliki Kreativitas Tinggi
Kreativitas
adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada. Rahasia kewirausahaan
dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan
kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang
dihadapi setiap hari.
9.
Selalu Memiliki Komitmen dalam Pekerjaan, Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang
wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat
didalam mencurahkan semua perhatiannya pada usaha yang digelutinya. Dalam
menjalankan usahanya tersebut, seorang wirausaha yang sukses terus memiliki
tekad yang menggebu-gebu dan memiliki semangat yang tinggi dalam mengembangkan
usahanya. Ia tidak pernah setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung
resiko, selalu bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang
ada. Tanpa usaha yang sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang digelutinya,
wirausaha sehebat apapun pasti akan menemui jalan kegagalan dalam usahanya.
Oleh karena itu, penting sekali bagi seorang wirausaha untuk memiliki komitmen
terhadap usaha dan pekerjaannya.
10.
Selalu Mencari Peluang
Esensi
kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh
keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan
dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap
mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu
juga menampung wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola
organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik
bagi pelanggan/masyarakat.
11.
Mandiri atau Tidak Ketergantungan pada Orang Lain
Seorang
wirausaha dituntut untuk selalu menciptakan hal baru dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi
baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah
ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan konsumen. Oleh karena
itu, seorang wirausaha hendaknya mandiri dan tidak bergantung pada orang lain
agar ia dapat lebih berkreasi dan berinovasi dengan kemampuannya.
12.
Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah
satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan
untuk memanajerial atau mengurus usaha yang sedang digelutinya. Seorang
wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha,
memvisualisasikan usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol
usaha, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaannya yang kesemuanya
itu adalah merupakan kemampuan manajerial yang wajib dimiliki dari seorang
wirausaha.
13.
Disiplin
Dalam
melakukan kegiatannya, seorang wirausaha harus memiliki kedisiplinan yang
tinggi. Arti kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausaha
terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh,
yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja, dan
sebagainya
14.
Realistis
Seseorang
dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta atau realita
sebagai landasan berfikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan
maupun tindakan atau perbuatannya.
15.
Memiliki Motif Berprestasi Tinggi
Para
ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat dalam berwirausaha karena
adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut
Gede Anggan Suhanda, motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang
menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan
secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi.
16.
Memiliki Mimpi
Tidak
ada wirausahawan yang tidak mempunyai mimpi, dan akan lebih sukses lagi bila
mempunyai visi dan misi ke depan disertai dengan kemampuan untuk mewujudkan
impiannya.
17.
Memiliki Ketegasan
Seorang
wirausaha itu mempunyai hasrat ingin maju, tegas, energik, penuh semangat, dan
tidak bekerja lambat. Setiap keputusan yang diambil selalu diperhitungkan.
Kecepatan dan ketepatan merupakan faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya.
18
. Memiliki Determination (Ketetapan Hati/ Kebulatan Tekad)
Seorang
wirausaha mempunyai keteguhan hati serta rasa tanggung jawab yang tinggi,
sehingga tidak pernah menyerah begitu saja ketika menghadapi persoalan,
walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat
diatasi.
19.
Mempunyai Dedication (Pengabdian)
Seorang
wirausaha yang cerdas itu mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya,
karena dedikasi yang tinggi maka kesuksesan akan selalu menghampirinya. Seorang
wirausaha yang berdedikasi tinggi terhadap bisnisnya. Kadang-kadang
mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara. Wirausahawan di dalam
melaksanakan pekerjaanya tidak mengenal lelah.
20.
Dapat mengendalikan emosi
Seorang
wirausaha harus dapat mengendalikan dirinya dari amarah. Tetap tenang
menghadapi segala masalah untuk menjadi seorang pemimpin yang baik.
7
Karakteristik Wirausaha Sukses
Setiap
wirausaha maupun calon wirausaha perlu memiliki karakteristik dasar agar dapat
menjadi wirausaha sukses. McGraith dan Mac Milan (2000) menguraikan tujuh
karakteristik wirausaha tersebut sebagai berikut:
1.
Action oriented (berorientasi tindakan)
Seorang
wirausaha memiliki karakteristik selalu ingin segera bertindak, sekalipun
situasinya tidak pasti (uncertain). Mereka berprinsip see and do (lihat dan
kerjakan). Bagi mereka, resiko bukan untuk dihindari, melainkan dihadapi dan
ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.
2.
Berpikir simpel
Meskipun
dunia telah berubah menjadi sangat kompleks, seorang wirausaha selalu belajar
menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi, mereka bukanlah manusia
teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan kompleks. Mereka melihat persoalan
dengan jernih dan menyelesaikan masalah bertahap satu per satu.
3.
Selalu mencari peluang-peluang baru
Peluang
yang dimaksud bisa jadi adalah peluang yang benar-benar baru, atau peluang dari
usaha yang sama. Untuk yang baru, mereka selalu mau belajar , membentuk
jaringan dari bawah dan menambah jangkauan atau scope usahanya. Sementara bagi
usaha yang sama, mereka selalu tekun mencari sejumlah alternatif baru,
misalnya: model, desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, maupun struktur
biaya produksinya. Keuntungan mereka dapatkan bukan hanya dari bisnis atau
produk baru, melainkan pula melalui cara-cara baru.
4.
Mengejar peluang dengan disiplin tinggi
Dengan
pertimbangan bahwa wirausaha melakukan investasi dan menanggung resiko, maka
seorang wirausaha harus berdisiplin tinggi. Karakteristik wirausaha sukses
bukan pemalas atau penunda-nunda pekerjaan. Mereka ingin pekerjaannya tuntas,
dan apa yang dipikirkan dapat segera dikerjakan. Mereka bertarung dengan waktu
karena peluang selalu berhubungan dengan waktu. Apa yang merupakan peluang pada
suatu waktu, belum tentu masih menjadi peluang di waktu atau kesempatan lain.
Sekali kesempatan hilang, belum tentu akan kembali lagi.
5.
Hanya mengambil peluang terbaik
Cara
menilai peluang terletak pada nilai-nilai ekonomis yang terkandung didalamnya,
masa depan yang lebih cerah, kemampuan berprestasi, dan perubahan yang
dihasilkan. Semuanya kerap dihubungkan dengan "rasa suka" terhadap
objek usaha atau kepercayaan bahwa ia "sanggup" merealisasikannya.
Akhirnya, kesuksesan setiap orang ditentukan oleh keberhasilannya dalam
memilih.
6.
Fokus pada eksekusi
Fokus
pada eksekusi dimaksudkan bermakna tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran
atau berputar-putar dalam pikiran penuh kebimbangan. Manusia dengan karakteristik
mindset mengeksekusi, yakni bertindak dan merealisasikan yang dipikirkan
ketimbang menganalisa ide-ide baru sampai mati (McGraith dan Mac Millan,
2000:3). Mereka juga bersifat adaptif terhadap situasi, yakni mudah
menyesuaikan diri dengan fakta-fakta baru di lapangan.
7.
Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti
Bekerja
sendirian bukanlah karakteristk wirausaha. Ia mesti memanfaatkan tangan dan
pikiran orang lain, baik dari dalam maupun dari luar perusahaannya. Mereka
mengutamakan membangun jaringan ketimbang mewujudkan impian sendiri. Ibarat
seorang orkestrator atau dirigen musik, ia mengumpulkan pemusik-pemusik ahli
dalam memainkan instrumen berbeda-beda hingga menghasilkan alunan nada yang
disukai penonton. Karena itu, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan
mengumpulkan orang, membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi,
dan berkomunikasi dengan baik
Pada
dasarnya sumber daya manusia merupakan modal dasar bagi berlangsungnya berbagai
aktivitas produktif, baik dijalur bisnis maupun non bisnis. Oleh karena itu,
segala keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan upaya-upaya yang dilakukan
untuk menyediakan kebutuhan hidup tersebut pada dasarnya merupakan proses
kreatif dari masing-masing orang.
Apabila
proses beraktivitas yang kreatif tersebut dikembangkan secara terarah dalam
kegiatan usaha (bisnis) yang mandiri, maka akan dapat menimbulkan munculnya
prakarsa dan kreativitas yang mengarah ke produktivitas dalam penyediaan barang
dan jasa yang dapat menguntungkan masyarakat banyak. Ini merupakan salah satu
ciri dari seorang wirausaha.
Ciri-ciri
atau karakteristik wirausaha tercermin dari sifat-sifat yang ada dalam diri
seseorang. Ada beberapa sifat tertentu yang akan mewarnai jiwa kewirausahaan
seseorang, antara lain:
1.
Inisiatif
Seorang
wirausaha harus mempunyai inisiatif, yaitu prakarsa atau ikhtiar dalam membuka
peluang atau membangun kegiatan yang berguna bagi dirinya dan orang lain.
2.
Disiplin
Dalam
menjalankan kehidupan dan kegiatan usahanya, wirausahawan dituntut untuk
memiliki kedisiplinan. Kedislipinan harus diterapkan dalam berbagai hal, sesuai
dengan usaha yang sedang dijalankan.
3.
Komitmen Tinggi
Untuk
mendukung tercapainya keberhasilan usaha, wirausaha harus mempunyai komitmen
yang tinggi terhadap jegiatan usaha yang dijalankannya.
4.
Jujur
Sifat
jujur adalah perilaku utama yang harus ditonjolkan wirausaha untuk membangun
kepercayaan (kredibilitas) dari semua pihak antara lain mitra kerja, kreditor,
dan pelanggan.
5.
Kreatif dan Inovatif
Wirausaha
harus mempunyai kreativitas (daya cipta) yang relatif tinggi, intuisi yang
kuat, wawasan yang luas, prakarsa/inisiatif yang relatif tinggi, sehingga mampu
menjadi pribadi yang inovatif.
6.
Mandiri dan Realistis
Wirausaha
harus memiliki sikap hidup mandiri, dinamis, dan dapat memandang kehidupan
serta perkembangan bisnis secara realistis. Ia harus memiliki jiwa kepemimpinan
dan sikap yang pantang menyerah.
Dengan
karakteristik seperti yang diungkapkan diatas, maka seorang wirausaha biasanya
mempunyai kemampuan tertentu, antara lain:
Kemampuan dalam membuka, mencari,
menciptakan, dan menggunakan peluang.
Kemampuan untuk menemukan sesuatu yang
baru.
Kemampuan untuk menyatukan faktor-faktor
produksi atau mengorganisasikan perusahaan secara efektif dan efisien
Kemampuan dalam beradaptasi dengan
lingkungan bisnis, masyarakat, dan pemerintah
Kemampuan dalam mengambil keputusan dan
meminimalkan risiko
Kemampuan memanfaatkan fasilitas dan
teknologi yang ada
Kemampuan untuk bersaing dengan pihak lain
Demikian
artikel terbaru dari Sumber Informasi Terpelajar mengenai Karakteristik
Wirausahawan, semoga bermanfaat
ETIKA
PROFESIONAL WIRAUSAHAWAN
ETIKA
PROFESI ENTERPRENEUR ATAU WIRAUSAHAWAN
Etika didefinisikan sebagai sekumpulan
aturan yang menjelaskan antara tindakan baik dan buruk. Aplikasi aturan etika
yang umum dalam lingkungan bisnis (entrepreneur) disebut etika bisnis. Sumber
etika bisnis terdiri dari dua macam, yaitu: norma yang jelas pada hukum dan
norma pada nurani berupa itikad baik yang dimilki oleh hati manusia.
Entrepreneur atau wirausahawan tidak
hanya hidup dalam lingkup bisnisnya sendiri saja. Sebagai manusia, entrepreneur
juga hidup dan menjadi bagian dari komunitas masyarakat. Dengan kenyataan itu
maka selayaknya seorang entrepreneur juga harus mengikuti nilai-nilai yang ada
dan dijunjung tinggi oleh masyarakat. Nilai-nilai itu disebut etika.
Oleh
karena itu, seorang wirausaha harus memiliki :
1. Budi pekerti yang baik;
2. Rasa sopan santun di dalam segi kegiatan
kewirausahaan;
3. Tatakrama di dalam segala tindakan dan
perbuatan waktu berwirausaha;
4. Memiliki tanggung jawab pada usahanya;
5. Bersikap jujur dan benar sesuai dengan
profesi usahanya.
Fungsi-fungsi
Wirausaha adalah :
1. Mengusahakan inovasi baru;
2. Membuka pasaran atau peluang pasar baru;
3. Memasuki usaha-usaha baru yang belum
pernah dicoba oleh orang lain;
4. Memulai produksi jenis barang atau jasa
baru.
Kegiatan-kegiatan
Penerapan Etika Wirausaha di dalam Kehidupan, yaitu dalam Bidang :
1. Perdagangan;
2. Industry;
3. Jasa
1. PERANAN WIRAUSAHA DAN LINGKUNGAN
· Sikap mental, yaitu :
1. Berani mengambil keputusan
2. Berani mengambil resiko (resiko ekonomi,
moral dafisik)
Cara berpikir Logis
1. Dinamis dan Sistematis
2. Praktis dan Kreatif
· Kesediaan untuk berbuat :
1. Suka member
2. Senang bekerja
3. Kesadaran hukum